Beyond Backlash: Imagining an Equal Future

Devi Asmarani is the Indonesian Editor-in-Chief and Co-founder of Magdalene, a women-focused online publication with a gender perspective. She has nearly thirty years of experience in journalism. Devi is also a writing and journalism instructor, as well as a gender and media facilitator, and has worked as a consultant with international organizations. She is the recipient of the S.K. Trimurti Award for her work in promoting gender equality in journalism.

Devi Asmarani adalah Pemimpin Redaksi sekaligus Co-founder Magdalene, sebuah media daring yang berfokus pada isu perempuan dengan perspektif gender. Ia memiliki pengalaman hampir tiga puluh tahun di dunia jurnalisme. Selain itu, Devi juga aktif sebagai pengajar penulisan dan jurnalisme, fasilitator isu gender dan media, serta pernah menjadi konsultan bagi berbagai organisasi internasional. Atas kiprahnya dalam mendorong kesetaraan gender di bidang jurnalisme, ia dianugerahi Penghargaan S.K. Trimurti.

Okky Madasari is an Indonesian writer and sociologist who writes novels, short stories, children’s books, and poetry. Her works have been published in Malay, English, German, and Arabic, earning numerous national and international awards. As a social scientist, Okky earned her PhD from the National University of Singapore, focusing her research on the sociology of knowledge, censorship, and knowledge production. Under the OM Group, she founded and manages Omong-Omong Media, an alternative space for knowledge production, as well as the research and training organization OM Institute.

Okky Madasari adalah penulis dan sosiolog Indonesia yang menulis novel, cerita pendek, buku anak, dan puisi. Karya-karyanya telah diterbitkan dalam bahasa Melayu, Inggris, Jerman, dan Arab, serta meraih berbagai penghargaan nasional dan internasional. Sebagai ilmuwan sosial, Okky meraih gelar PhD dari National University of Singapore, dengan fokus penelitian pada sosiologi pengetahuan, sensor, dan produksi pengetahuan. Di bawah naungan OM Group, ia mendirikan dan mengelola Omong-Omong Media, sebuah ruang alternatif untuk produksi pengetahuan, serta lembaga riset dan pelatihan OM Institute.

Shiori Itō is a Japanese writer, journalist, and public speaker whose work focuses on gender equality and human rights issues. She gained international attention after speaking out about her experience of rape, a case that became a landmark for the MeToo movement in Japan. In 2017, Itō published her memoir Black Box, detailing her experience as a survivor of sexual violence. The book has been translated into eleven languages and received the Free Press Association of Japan’s Best Journalism Award. In 2024, her documentary Black Box Diaries premiered at the Sundance Film Festival and was released to critical acclaim, garnering a Peabody Award and a nomination for Best Documentary Feature Film at the 97th Academy Awards. Itō’s latest book, Swim Naked, published in 2024, explores vulnerability and healing. Named one of TIME’s 100 Most Influential People in 2020, she lectures internationally on media ethics and survivors’ rights.

Shiori Itō adalah penulis, jurnalis, dan pembicara publik asal Jepang yang dikenal karena karyanya yang berfokus pada isu kesetaraan gender dan hak asasi manusia. Namanya mendapat perhatian internasional setelah secara terbuka mengungkapkan pengalamannya sebagai penyintas pemerkosaan, yang menjadi tonggak penting bagi gerakan MeToo di Jepang. Pada tahun 2017, Itō menerbitkan memoar berjudul Black Box yang menceritakan kisahnya sebagai penyintas kekerasan seksual. Buku ini telah diterjemahkan ke dalam sebelas bahasa dan meraih Penghargaan Jurnalisme Terbaik dari Free Press Association, Jepang. Pada 2024, film dokumenternya Black Box Diaries tayang perdana di Festival Film Sundance dan mendapat sambutan luar biasa. Film ini meraih Penghargaan Peabody dan masuk nominasi Film Dokumenter Terbaik di Academy Awards ke-97. Di tahun yang sama, Itō juga menerbitkan buku Swim Naked yang mengeksplorasi tema kerentanan dan proses penyembuhan. Pada 2020, ia terpilih sebagai salah satu dari 100 Tokoh Paling Berpengaruh versi TIME. Ia aktif berbicara di berbagai negara mengenai etika media dan hak-hak penyintas kekerasan seksual.