Tell Me Tales: Children's Story Creation in Bali

Putu Juli Sastrawan is an Indonesian author, researcher, and translator. In 2022, he was recognized as an Emerging Writer at the Ubud Writers and Readers Festival. Presently, he is working on the Memory Site, a venture that intertwines artistic expression and scholarly investigation to delve into the intricate interplay among family, everyday spaces, and Bali in 1965.

Supported by the Manajemen Talenta Nasional.

Putu Juli Sastrawan adalah seorang penulis, peneliti dan penerjemah Indonesia. Pada 2022, ia mendapat pengakuan sebagai seorang Emerging Writer untuk Ubud Writers and Readers Festival. Saat ini, ia sedang menggarap the Memory Site, sebuah upaya menggabungkan ekspresi artistik dan pengkajian akademis untuk menyelami keterkaitan yang rumit antara keluarga, ruang sehari-hari, dan Bali di 1965.

Didukung oleh Manajemen Talenta Nasional.

Jong Santiasa Putra is an Indonesian artist who works as a cook in his daily life, immersing himself in culinary ingredients and serving as an artistic event designer at Warung Men Brayut. Besides his culinary work, he actively participates in the arts at Kacak Kicak Puppet Theatre as a scriptwriter, actor, and puppeteer. Jong is also involved in writing literary works, including poetry, short stories, essays, and fairy tales. His poems, short stories, and essays can be read on tatkala.co. In the realm of poetry, he has published an anthology titled Seandainya Kata-kata Pecah Di Keningmu, which was released by Mahima Institute Indonesia.

Jong Santiasa Putra adalah seorang seniman Indonesia yang kesehariannya berprofesi sebagai juru masak, mendalami bahan-bahan kuliner dan menjadi perancang acara seni di Warung Men Brayut. Selain berkarya di bidang kuliner, ia juga aktif berkesenian di Teater Boneka Kacak Kicak sebagai penulis naskah, aktor, dan dalang. Jong juga terlibat dalam penulisan karya sastra, termasuk puisi, cerita pendek, esai, dan dongeng. Puisi, cerpen, dan esainya dapat dibaca di tatkala.co. Di ranah puisi, ia telah menerbitkan sebuah antologi berjudul Seandainya Kata-kata Pecah Di Keningmu, yang diterbitkan oleh Mahima Institute Indonesia.

Irene Febry, an Indonesian mixed-media artist currently living in Bali, explores color, shape, and materials inspired by nature, such as sand, stones, fungi, microorganisms, and more. Her creations often take the form of pure abstraction, although some also convey specific concepts. She frequently incorporates materials from her environment, including recyclables and found objects, driven by her passion for creatively employing alternative media from a unique perspective.

Irene Febry, seorang seniman media campuran Indonesia yang saat ini tinggal di Bali, mengeksplorasi warna, bentuk, dan material yang terinspirasi dari alam, seperti pasir, batu, jamur, mikroorganisme, dan banyak lagi. Karyanya sering kali berbentuk abstraksi murni, meskipun beberapa juga menyampaikan konsep tertentu. Ia sering menggunakan bahan-bahan dari lingkungannya, termasuk barang daur ulang dan benda-benda yang ditemukan, yang didorong oleh hasratnya untuk menggunakan media alternatif secara kreatif dari sudut pandang yang unik.