Nurturing Indonesia's Creative Hidden Talents for 2045

Dewi Kharisma Michellia is an Indonesian writer, translator, and editor. Her works encompass the novel Surat Panjang tentang Jarak Kita yang Jutaan Tahun Cahaya from 2013, and the short story collection Elegi from 2017. She is involved in the collectives Ruang Perempuan and Tulisan, and possesses experience in managing the literary criticism website tengara.id. Currently, she is engaged with the literature committee of the Jakarta Arts Council.

Supported by the Manajemen Talenta Nasional.

Dewi Kharisma Michellia adalah seorang penulis, penerjemah, dan editor Indonesia. Karya-karyanya mencakup Surat Panjang tentang Jarak Kita yang Jutaan Tahun Cahaya dari 2013, dan kumpulan cerita pendek Elegi dari 2017. Ia terlibat dalam dua kolektif Ruang Perempuan dan Tulisan, serta memiliki pengalaman dalam mengelola laman web kritik sastra tenggara.id. Kini, ia terllibat dalam komite sastra Dewan Kesenian Jakarta.

Didukung oleh Manajemen Talenta Nasional.

Putu Juli Sastrawan is an Indonesian author, researcher, and translator. In 2022, he was recognized as an Emerging Writer at the Ubud Writers and Readers Festival. Presently, he is working on the Memory Site, a venture that intertwines artistic expression and scholarly investigation to delve into the intricate interplay among family, everyday spaces, and Bali in 1965.

Supported by the Manajemen Talenta Nasional.

Putu Juli Sastrawan adalah seorang penulis, peneliti dan penerjemah Indonesia. Pada 2022, ia mendapat pengakuan sebagai seorang Emerging Writer untuk Ubud Writers and Readers Festival. Saat ini, ia sedang menggarap the Memory Site, sebuah upaya menggabungkan ekspresi artistik dan pengkajian akademis untuk menyelami keterkaitan yang rumit antara keluarga, ruang sehari-hari, dan Bali di 1965.

Didukung oleh Manajemen Talenta Nasional.

Faisal Oddang, acclaimed Indonesian author, won the 2015 Tempo Magazine award for Puya ke Puya. Notable achievements include grants from Robert Bosh Stiftung and Literary Colloquium Berlin in 2018, Iowa International Writing Program participation in 2018, and the 2014 ASEAN Young Writers Award. Recognized as Best Short Stories Writer by Kompas Daily in 2014 and Tempo Magazine’s Prose Writer of the Year in 2015. He had a writer’s residency in the Netherlands in 2016 sponsored by the Indonesian National Book Committee. Faisal also founded Kabisat Publishers and serves as Curator for the 2022 and 2023 Makassar International Writers Festival. He’s a lecturer at Hasanuddin University, specializing in Indonesian Literature within the Faculty of Cultural Sciences.

Supported by the Manajemen Talenta Nasional.

Faisal Oddang, seorang penulis Indonesia ternama, telah memenangkan penghargaan Majalah Tempo 2015 untuk Puya ke Puya. Pencapaiannya yang paling signifikan termasuk hibah dari Robert Bosh Stiftung dan Literary Colloquium Berlin pada 2018, keikutsertaan dalam Iowa International Writing Program pada 2018, dan ASEAN Young Writers Award 2014. Diakui sebagai Penulis Cerita Pendek Terbaik Harian Kompas pada 2014 dan Penulis Prosa Tahun 2015. Ia mendapatkan residensi penulis di Belanda pada 2016, disponsori oleh Komite Buku Nasional. Faisal juga mendirikan Penerbit Kabisat dan menjabat sebagai kurator untuk Makassar International Writers Festival. Ia adalah dosen di Hasanuddin University, mengkhususkan diri pada Sastra Indonesia di Fakultas Ilmu Budaya.

Didukung oleh Manajemen Talenta Nasional.

Nuril Basri is an Indonesian author known for crafting tragicomedy through the mediums of autofiction and bildungsroman. His works delve into queer themes and shed light on often-overlooked experiences. He has been granted awards from the UNESCO City of Literature in Gothenburg, Sweden, and also from the Literarisches Colloquium Berlin in collaboration with the Robert Bosch Stiftung in Germany. Notable among his creations are Not A Virgin and Le rat d’égout. Nuril's roots trace back to West Java, where he was born and raised in a devoutly Islamic farming community.

Nuril Basri adalah seorang penulis Indonesia yang dikenal akan kemampuannya meramu tragikomedi melalui medium autofiksi dan bildungsroman. Karya-karyanya menyelami tema-tema queer dan menguak pengalaman-pengalaman yang kerapkali diabaikan. Ia telah menerima penghargaan dari UNESCO City of Gothensburg, Sweden, dan juga dari Literarisches Colloquium Berlin bekerja sama dengan Robert Bosch Stiftung di Jerman. Dikenal atas karya-karyanya Not A Virgin dan Le rat d’égout. Asal-muasal Nuril dapat dilacak ke Jawa Barat, tempat ia lahir dan dibesarkan di komunitas petani Muslim yang taat.

Ilda Karwayu is an Indonesian writer who works in poetry, fiction, and non-fiction. Her poetry book, Binatang Kesepian dalam Tubuhmu (Lonely Animals Inside Your Body), was published in 2020 by GPU and received a nomination for the Ministry of Education, Culture, Research, and Technology Literary Award in 2022. She actively participates in the Akarpohon Mataram Community and is also involved in arts management, particularly in the fields of literature, music, and theater, in Mataram, Lombok, and West Nusa Tenggara.

Supported by the Manajemen Talenta Nasional.

llda Karwayu adalah seorang penulis Indonesia yang mengerjakan puisi, fiksi dan nonfiksi. Ia adalah co-direktur dari Makassar International Writers Festival (MIWF). Buku puisinya, Binatang Kesepian dalam Tubuhmu (Lonely Animals Inside Your Body), diterbitkan GPU pada 2020 dan mendapat nominasi untuk Penghargaan Sastra Menteri Pendidikan, Kebudayaan, Penelitian dan Teknologi 2022. Ia dengan giat terlibat dalam Komunitas Akarpohon Mataram dan juga terlibat pengelolaan seni, terutama di bidang sastra, musik, dan teater, di Mataram, Lombok, Nusa Tenggara Barat.

Didukung oleh Manajemen Talenta Nasional.

Ida Bagus Aditya Putra Pidada is an Indonesian writer originating from Bali. His writing journey commenced during high school, following a period of visual impairment. His debut poetry collection, Give Me the Horizon, was published by Pustaka Ekspresi in 2021. Alongside his writing, he also manages a business known as Bali Mahasadu.

Ida Bagus Aditya Putra Pidada adalah seorang penulis Indonesia asli Bali. Perjalanan kepenulisannya dimulai saat ia duduk di bangku SMA, setelah ia mengalami gangguan penglihatan. Kumpulan puisi perdananya, Give Me the Horizon, diterbitkan oleh Pustaka Ekspresi pada 2021. Selain menjadi seorang penulis, ia juga mengelola sebuah bisnis yang dinamai Bali Mahasadu. 

Abinaya Ghina Jamela is an Indonesian writer and poet. She has authored several books, including Resep Membuat Jagat Raya from 2017, Aku Radio bagi Mamaku from 2018, and Mengapa Aku Harus Membaca? from 2019. Her debut work, Resep Membuat Jagat Raya, received numerous awards and earned acclaim on par with adult literature. In addition to her writing pursuits, she actively engages in social activities, promoting literacy, particularly among children. Abinaya is the Founder of the Sahabat Gorga community and contributes to research projects in the humanities field.

Supported by the Manajemen Talenta Nasional.

Abinaya Ghina Jamela adalah seorang penulis dan penyair Indonesia. Ia telah menulis beberapa buku, termasuk Resep Membuat Jagat Raya dari 2017, Aku Radio Bagi Mamaku dari 2018, dan Mengapa aku Harus Membaca? dari 2019. Karya perdananya, Resep Membuat Jagat Raya, telah menerima banyak sekail penghargaan dan mendulang pengakuan yang setara dengan sastra orang dewasa. Di luar kegiatannya menulis, ia terlibat berbagai kegiatan sosial, menggalakkan literasi, terutama di kalangan anak-anak. Abinaya adalah Pendiri dari komunitas Sahabat Gorga dan menyumbang pada proyek-proyek penelitian di bidang kemanusiaan.

Didukung oleh Manajemen Talenta Nasional.

Willy Fahmy Agiska is an Indonesian writer and poet. He has published poetry books, including Unboxing by Buruan & Co in 2023 and Mencatat Demam by Kentja Press in 2018. His poetry has also been featured in various print and online publications and translated into English and Korean. Willy is an active member of the literary appreciation community at UPI, Buruan.co, and Atelir Ceremai. In 2019, his book Mencatat Demam, published by Kentja Press in 2018, received the award for 'Best Poetry Book' from the Hari Puisi Foundation at the Indonesian Poetry Day Awards 2019.

Supported by the Manajemen Talenta Nasional.

Willy Fahmy Agiska adalah seorang penulis dan penyair Indonesia. Ia telah menerbitkan buku-buku puisi, termasuk Unboxing by Buruan & Co pada 2023 dan Mencatat Demam oleh Kentja Press pada 2018. Puisi karyanya juga telah ditampilkan di berbagai penerbitan cetak dan daring dan telah diterjemahkan ke dalam bahasa Inggris dan Korea. Willy adalah seorang peserta aktif dari kelompok apresiasi sastra di UPI, Buruan.co, dan Atelir Ceremai. Pada 2019, bukunya Mencatat Demam, diterbitkan oleh Kentja Press pada 2018, menerima penghargaan untuk ‘Buku Puisi Terbaik’ dari Hari Puisi Foundation di gelaran Indonesian Poetry Day Awards 2019.

Didukung oleh Manajemen Talenta Nasional.

Barbara Eni is an Indonesian writer who has dedicated over two decades to crafting stories for children. Her works have been featured in various media and have garnered national awards. Some of her stories are self-illustrated using watercolors. She has authored two children’s novels in a pick-a-path format titled Misteri Kotak Mainan (The Mystery of the Toy Box) and Bisikan Wayang Suket (The Whisper of the Suket Puppet).

Supported by the Manajemen Talenta Nasional.

Barbara Eni adalah seorang penulis Indonesia yang telah mendedikasikan dua dasawarsa dalam hidupnya untuk merangkai cerita anak-anak. Karya-karyanya telah ditampilkan di berbagai media dan memenangkan berbagai penghargaan nasional. Ia mennggambar sendiri ilustrasi dari beberapa dari cerita-cerita karangannya menggunakan cat air. Ia telah menulis dua novel anak-anak dalam sebuah format pilih-sebuah-jalur berjudul Misteri Kotak Mainan (The Mystery of the Toy Box) and Bisikan Wayang Suket (The Whisper of the Suket Puppet).

Didukung oleh Manajemen Talenta Nasional.

Dewi Anggraeni is an Indonesian lecturer in the Japanese Studies Program within the Faculty of Humanities at the University of Indonesia. She specializes in literature and postcolonial studies. In 2023, she authored a book of literary criticism titled Berayun di Antara Keberpihakan dan Autokritik (Anagram, 2023). Furthermore, Dewi Anggraeni contributed to the short story anthology Parade yang Tak Pernah Usai (Buku Mojok, 2022).Supported by the Manajemen Talenta Nasional.

Dewi Anggraeni adalah seorang dosen Indonesia untuk Program Kajian Jepang di Fakultas Ilmu Budaya Universitas Indonesia. Ia mengkhususkan diri pada kajian sastra dan pascakolonialisme. Pada 2023, ia menulis buku kritik sastra berjudul Berayun di Antara Keberpihakan dan Autokritik (Anagram, 2023). Lebih jauh lagi, Dewi Anggareni menyumbang tulisan ke kumpulan cerita pendek Parade yang Tak Pernah Usai (Buku Mojok, 2022).Didukung oleh Manajemen Talenta Nasional.

Deasy Tirayoh is an Indonesian writer of stories and film scripts. Several of her works are documented in books and media. She has published books such as Kerang Memanggil Angin, Titimangsa, Benteng Terluas di Dunia, Kaghati Kolope, Hikayat Gunung Mekongga, among others. In 2018, she represented Indonesia at the Southeast Asian Literary Council, and in 2019, she joined the National Literacy Movement as a writer. Deasy currently resides in Jakarta and is actively involved in television media, holding the position of Vice CEO at Puan Indonesia and serving as the Executive Director of the Alinea writers’ organization.

Supported by the Manajemen Talenta Nasional.

Deasy Tirayoh adalah seorang penulis naskah cerita dan film. Beberapa dari karya mereka telah didokumentasikan di berbagai buku dan media. Ia telah menerbitkan buku-buku, antara lain Kerang Memanggil Angin, Titimangsa, Benteng Terluas di Dunia, Kaghati Kolope dan Hikayat Gunung Mekongga. Pada 2018, ia mewakili Indonesia pada Southeast Asian Literary Council, dan pada 2019, ia bergabung dalam Gerakan Literasi Nasional sebagai penulis. Deasy saat ini menetap di Jakarta dan giat terlibat dalam media televisi, memegang jabatan sebagai Wakil CEO Puan Indonesia dan Direktur Eksekutif organisasi penulis Alinea.

Didukung oleh Manajemen Talenta Nasional.

Asep Subhan is an Indonesian writer, translator, and freelance editor. His latest novel is Yang Maya Yang Bercinta from 2021, and his poetry, short stories, and essays can be found in various online publications, including his personal website cepsubhankm.com. He received the 2nd Prize in the DKJ Literary Criticism Competition 2022 and the 2nd Prize in the Taufiq Ismail World Poetry Literary Criticism Competition 2023 for his literary criticism essays.

Supported by the Manajemen Talenta Nasional.

Asep Subhan adalah seorang penulis, penerjemah, dan editor lepasan berkebangsaan Indonesia. Novel terbarunya adalah Yang Maya Yang Bercinta dari 2021. Puisi, cerita pendek, dan esai-esainya juga dapat ditemukan di berbagai penerbitan daring, termasuk website pribadinya cepsubhankm.com. Ia menjadi Juara Kedua dalam Sayembara Kritik Sastra DKJ 2022 dan Juara Kedua dalam Sayembara Kritik Sastra 2023 untuk esai-esai kritik sastra yang ia tulis.

Didukung oleh Manajemen Talenta Nasional.

Dayu Rifanto is an Indonesian writer and social entrepreneur from Central Papua province. He is currently pursuing studies in the Community Education department at Indonesia University of Education. In 2012, he spearheaded Bukuntukpapua, an initiative dedicated to gathering donations of children's books. As part of this initiative, he authored illustrated children's books. In 2018, he relocated to Sorong, where he continued to author children's books and actively participated in community education endeavors.

Supported by the Manajemen Talenta Nasional.

Dayu Rifanto adalah seorang penulis dan wirausahawan sosial dari propinsi Papua Tengah. Kini ia sedang mendalami studinya di departemen Pendidikan Komunitas di Universitas Pendidikan Indonesia. Pada 2012, ia menggagas Bukuuntukpapua, sebuah rintisan yang bertujuan mengumpulkan sumbangan untuk buku anak-anak. Pada 2018, ia pindah ke Sorong, tempatnya terus menulis buku anak-anak dan dengan giat turut serta dalam upaya-upaya pendidikan komunitas.

Didukung oleh Manajemen Talenta Nasional.

Hamzah Muhammad, an Indonesian artist, boasts a versatile skill set encompassing writing, editing, translating, and curating. He earned a master's degree in Literary Studies from the University of Indonesia and has translated works by renowned authors like Pablo Neruda, Mahmoud Darwish, J.D. Salinger, and Charles Bukowski. As the manager of Atelir Ceremai in East Jakarta, he has curated events such as the Multatuli Art Festival and LIFEs at Salihara Art Center. Hamzah's critical prowess earned him a 2020 Language Agency Award nomination for his book Kuasa dan Narasi and first place in the 2023 Language Agency Literary Criticism Competition. He has also edited works by authors like Seno Gumira Ajidarma, Martin Suryajaya, and Sony Karsono. Hamzah's poetic talent shines through his 2022 collection Hompimpa Alaium Gambreng, and his latest book, Teori Penciptaan Waktu, a poetry anthology, was released in 2023. Currently, he serves as a Senior Copywriter at SHINTA VR in Jakarta.

Hamzah Muhammad, seorang seniman Indonesia, memiliki keterampilan serba bisa mencakup menulis, menyunting, menerjemahkan, dan mengkurasi. Ia mendapatkan gelar Magister di bidang Kajian Sastra dari Universitas Indonesia dan telah menerjemahkan karya-karya dari para penulis ternama seperti Pablo Neruda, Mahmoud Darwish, J.D. Salinger, dan Charles Bukowski. Sebagai pengelola Atelir Ceremai di Jakarta Timur, ia telah mengkurasi acara-acara seperti Multatuli Art Festival dan LIFEs di Salihara Art Center. Kemampuan kritis Hamzah membuatnya diganjar nominasi Penghargaan Badan Bahasa 2020 untuk bukunya Kuasa dan Narasi dan juara pertama untuk Sayembara Kritik Sastra Badan Bahasa 2023. Ia juga telah menyunting karya penulis-penulis seperti Seno Gumira Ajidarma, Martin Suryajaya, dan Sony Karsono. Bakat puisi Hamzah bersinar melalui kumpulan karyanya Hompimpa Alaium Gambreng (2022), juga buku terbarunya, Teori Penciptaan Waktu, antologi puisi, diluncurkan pada 2023. Kini, ia bekerja sebagai Copywriter Senior di SHINTA VR Jakarta.

Debby Lukito Goeyardi is an Indonesian author of children’s and young adult books. She is a passionate advocate for literacy, who’s currently serving as the mentor and curator for the National Talent Management in the Ministry of Education, Culture, Research and Technology. Debby is also a Co-Founder of the Kanaditya Community. She firmly believes that small acts of kindness, when carried out with positivity, sincerity, and consistency, can create a profound impact.

Debby Lukito Goeyardi adalah penulis buku anak-anak dan young adult Indonesia. Ia adalah pegiat literasi yang sangat bersemangat dan saat ini menjadi mentor serta kurator Manajemen Talenta Nasional di Kemendikbudristek. Debby juga adalah salah satu pendiri Komunitas Kanaditya. Ia sangat percaya bahwa kebaikan-kebaikan kecil yang dilakukan dengan sikap positif, tulus dan konsisten, dapat menciptakan dampak mendalam.

Sunlie Thomas Alexander is an Indonesian writer known for his short stories, essays, poetry, literary critiques, and contributions as a football commentator. He completed his studies in Theology-Philosophy at Sunan Kalijaga State Islamic University in Yogyakarta. Sunlie has also served as an artist in residence in Taiwan in 2016 and the Netherlands in 2018. His Chinese heritage and roots are significant themes explored in his literary works.

Sunlie Thomas Alexander adalah seorang penulis Indonesia yang dikenal dengan karya-karya cerpen, esai, puisi, kritik sastra, dan kontribusinya sebagai komentator sepak bola. Ia menyelesaikan studinya di bidang Teologi-Filsafat di Universitas Islam Negeri Sunan Kalijaga Yogyakarta. Sunlie juga pernah menjadi seniman residensi di Taiwan pada tahun 2016 dan Belanda pada tahun 2018. Warisan dan akar Tionghoa merupakan tema penting yang dieksplorasi dalam karya-karya sastranya.