Dengan adanya rak buku di kantor yang dipenuhi karya lebih dari 180 pembicara yang akan mengisi UWRF18, tim Festival kami tidak akan kekurangan kisah luar biasa dan karya sastra untuk dibaca! Jadi, buku apa saja yang membuat mereka terjaga pada malam hari, menelusuri halaman demi halaman buku, menjelang Festival tahun ini? Dalam seri blog kami, #UWRFBookClub, kami berbincang dengan tim Festival tentang penulis dan seniman favorit mereka. Minggu ini, kami mendengar dari Sarrah Monessa, Program Coordinator.
Agustinus Wibowo – Titik Nol
Agustinus adalah seorang penjelajah sejati, selalu mendebarkan setiap kali membaca kisah-kisah perjalanannya yang tertuang sempurna dalam buku. Saya merasa larut dalam setiap kisah yang apik dituturkan oleh Agustinus, seakan saya berada di sana diajak bersamanya menyusuri tiap tempat yang ia kunjungi. Satu hal yang sangat menyentuh hati dari inti cerita buku ini yang saya ambil, manusia adalah pengelana yang harus menyusuri dan melewati perjalanan panjang, terbata-bata membaca pertanda untuk kembali sampai ke rumah, rumah yang adalah diri sendiri.
Sapardi Djoko Damono – Hujan di Bulan Juni
Sapardi adalah alasan saya jatuh cinta dengan puisi. Aku Ingin adalah sajaknya yang pertama kali saya baca ketika saya duduk di bangku SMA, dan buku Hujan di Bulan Juni adalah buku yang paling berkesan untuk saya, tidak perlu waktu lama untuk saya menjadikannya seorang idola menyandingi Kahlil Gibran. Merupakan sebuah mimpi untuk bisa bertemu Sapardi dan festival tahun ini seolah menjawab mimpi saya untuk bisa lebih dekat mengenal Sapardi bukan hanya sebagai penyair legenda tapi sebagai sosok diri seorang Sapardi dan perjalanannya untuk sampai ke diri yang lebih “tinggi”
Sebagai lulusan Mahasiswi Hubungan International tentu sosok Marty Natalegawa adalah panutan dan merupakan sebuah impian bisa menyusuri jejaknya memiliki karier gemilang sebagai seorang diplomat yang berprestasi. Beragam pecapaian yang beliau torehkan saat masih menjabat Menteri Luar Negeri Indonesia periode 2009–2014. Pada masa aktifnya dulu Marty selalu terlihat keren, disegani negara lain, dan berwibawa. Tentu dengan kehadirannya tahun ini di festival adalah momen yang tidak akan saya lewatkan untuk bisa menghadiri sesinya dan mendengarkan pembicaraanya mengenai masa depan ASEAN dari sudut pandangnya dan juga bukunya Does ASEAN Matter: A View From Within yang baru diterbitkan.
Untuk mengetahui program acara yang akan menampilkan ketiga pembicara UWRF18 ini, cek halaman profil mereka. Untuk membeli tiket 1-Day atau 4-Day Main Program Pass, klik di sini.