Lebih Dekat Dengan… Eliza Vitri Handayani

Posted: 12 September 2018 Author: sikuska

Dengan lebih dari 180 pembicara dari 30 negara, Ubud Writers & Readers Festival sudah seperti oase bagi para pencinta seni, sastra, dan budaya. Setiap minggu menjelang Festival, kami akan berbincang dengan seorang pembicara Festival yang karyanya mungkin belum Anda kenali, tetapi barangkali bisa menjadi salah satu pembicara favorit Festival Anda. Minggu ini, Anda bisa lebih dekat dengan Eliza Vitri Handayani, penulis buku fiksi dan nonfiksi yang terbit secara internasional sekaligus pendiri Unsilenced.

Apa saja isu dan topik yang ingin Anda eksplor selama UWRF18?

Perempuan; pemberontakan terhadap ketidakadilan yang dinormalkan; persinggungan atau peleburan sastra, seni, dan akting; bagaimana sastra dan seni dapat menembus batas kelas, agama, dan gelembung kehidupan kita masing-masing; derita, memori, dan identitas; menciptakan suasana berkarya dan industri kepenulisan dan kesenian yang lebih setara dan bebas diskriminasi dan pelecehan.

Siapa yang Anda harapkan menjadi peserta panel diskusi Anda di UWRF18?

Perempuan, penulis dan pekerja seni, pemerhati isu-isu di atas, termasuk reporter yang peka akan isu-isu di atas, mahasiswa dan anak-anak muda kreatif, mereka yang bekerja dengan tema relevan dan terbuka untuk kolaborasi di masa depan, dan lain-lain.

Menurut Anda, apa pencapaian tertinggi yang telah Anda peroleh selama Anda berkarya atau berproses selama ini?

Ketika menempuh jalur independen segala pencapaian terasa signifikan, dari mulai mendapat penerbit Australia bagi novel saya From Now On Everything Will Be Different berkat rajin menabung, mengunjungi festival dan berjejaring, diundang ke berbagai festival internasional, mendapat keberanian untuk tidak hanya menulis tapi juga angkat bicara dan berkesenian, hingga mengadakan ajang seni berskala besar seperti House of the Unsilenced yang menembus batas kelas, usia, agama, gender, dan asal-usul, walaupun itu kali pertama saya.

Apakah saran terbaik yang pernah Anda terima selama berproses kreatif, dan saran terbaik yang bisa Anda berikan untuk mereka yang ingin menekuni bidang yang sama dengan Anda?

Jangan pernah merasa puas dengan karya atau diri sendiri, you can always be better than yourself.

Manakah karya Anda yang paling Anda rekomendasikan untuk dikenal oleh mereka yang sebelumnya belum mengetahui karya-karya Anda?

“The Love Story of My Father and Me” dalam antologi BooksActually’s Gold Standard 2016. Ajang seni House of the Unsilenced, Cemara 6 Galeri-Museum, Jakarta, 15 Agustus-2 September 2018.

Ceritakan pengalaman berkesan di balik pembuatan karya tersebut.

Menulis “Love Story of My Father and Me” berarti menggali perasaan dan pengalaman yang pahit dan rumit dengan ayah dan kekasih sendiri.

Menyelenggarakan House of the Unsilenced berarti tiap hari berkenalan dan mendengar kisah para perempuan penyintas yang tegar, penuh kasih, tulus, saling memberi dan mendukung. Terasa magis terciptanya ruang dan suasana di mana mereka bisa langsung saling percaya, membuka diri, dan menemukan dukungan, kelegaan, bahkan kekuatan. Saya merasa sangat beruntung bisa berkenalan, berbagi cerita, dan berkarya bersama mereka semua. Walaupun kami sering menangis, kami tidak merasa putus asa karena dengan menulis dan berkarya kami merasa melakukan sesuatu, menyuarakan kebenaran kami dan melawan ketidakadilan yang kami alami.

Eliza Vitri Handayani akan hadir dalam sesi Main Program: #metoo yang dijadwalkan pada Jumat, 26 Oktober pukul 13.00-14.15 WITA.

Website: elizavitri.com | Instagram: @elizavitri | Twitter: @elizavitri

Comments are closed.