SOSOK SASTRA: Chairil Anwar

Posted: 28 April 2017 Author: sikuska

Indonesia memiliki sejarah sastra yang panjang dengan sosok-sosok luar biasa, karya-karya yang tak lekang dimakan waktu, dan kisah-kisah yang tak habisnya dibahas. Kenali para #SosokSastra Indonesia melalui seri sosial media #UWRF ini dan biarkan diri Anda jatuh cinta dalam dunia sastra Indonesia.

Chairil Anwar, yang kerap dijuluki ‘Si Binatang Jalang’, lahir di Medan, Sumatera Utara pada tahun 1922. Ia adalah salah satu penyair terbesar Indonesia dan dinobatkan sebagai pelopor Sastrawan Angkatan 1945 sekaligus puisi modern Indonesia. Chairil pindah untuk hidup di Jakarta pada tahun 1940 bersama sang Ibu dan di kota tersebut ia mulai serius menggeluti dunia sastra.

Puisi pertama Chairil diterbitkan pada masa kependudukan Jepang di tahun 1942 dan yang paling fenomenal berjudul Aku, dibacakan pertama kali pada tahun 1943 di Pusat Kebudayaan Jakarta. Puisi Aku pada akhirnya diterbitkan dengan judul Semangat untuk menghindari sensor dan mempromosikan gerakan kebebasan pada masa perjuangan. Meskipun puisi-puisi Chairil banyak membahas pemberontakan, kematian, individualisme, dan eksistensialisme, ia juga banyak menulis puisi yang mengurai rasa cintanya pada sang Ibu, Saleha. Saleha adalah sosok yang mampu melembutkan sisi liar dari Chairil Anwar.

Sayangnya vitalitas berkarya Chairil tidak diimbangi oleh kesehatannya. Ia berpulang di usia 27 tahun pada tanggal 28 April 1949, setelah mengalami komplikasi penyakit, meninggalkan istri dan seorang putri. Hari kematian Chairil kini diperingati sebagai Hari Chairil Anwar.

Comments are closed.