Teks oleh Putu Aruni Bayu
Di tahun 2016 Ubud Writers & Readers Festival menyeleksi 16 penulis emerging Indonesia untuk hadir dan tampil di panggung sastra internasional tersebut bersama penulis, pegiat, dan kreator seni terbesar dunia. Ke-16 penulis emerging ini dipilih oleh tim kurasi yang terdiri dari Seno Gumira Ajidarma, Iswadi Pratama, dan Sonia Piscayanti. Mereka berhasil mengalahkan 894 penulis dari 201 kota di 33 provinsi Indonesia, tingginya angka tersebut menahbiskan seleksi tahun ini sebagai yang terbesar sepanjang sejarah seleksi.
UWRF menghadirkan seri “Obrolan Penulis Emerging Indonesia 2016”, di mana blogger UWRF, Putu Aruni Bayu akan melayangkan tujuh pertanyaan kepada masing-masing penulis emerging tersebut sebagai bentuk pemanasan menjelang bulan Oktober mendatang. Kali ini Gemi Mohawk (Tangerang), penyair kelahiran Palembang, Sumatera Selatan, yang telah menelurkan dua buku akan menjawab tujuh pertanyaan dari Putu Aruni.
Dari umur berapa Anda mulai menulis dan apa yang menginspirasi Anda ketika mulai menulis?
“Saya mulai menulis saat berusia antara 10 atau 11 tahun. Saat itu yang menginspirasi saya menulis adalah kehidupan sosial, lingkungan, dan alam raya.”
Kapan Anda pertama kali mendengar tentang Ubud Writers & Readers Festival?
“Saya pertama kali mendengar UWRF di tahun 2010.”
Apa judul tulisan yang Anda ikut sertakan di Seleksi Penulis Emerging Indonesia 2016 dan bisa ceritakan sedikit tentang tulisan tersebut?
“Buku kumpulan sajak yang berjudul “Indonesianus, Sajak Megak”, yang terbit tahun 2011. Buku tersebut merupakan kumpulan sajak yang berisi 90 judul sajak dan ditulis antara tahun 2008-2010. Buku ini banyak menuliskan tentang ketidakadilan sosial kehidupan di negeri tercinta kita, Indonesia. Indonesianus, Sajak Megak kerap dijadikan bahan penelitian untuk skripsi dan dipakai untuk mengajar di SMA. Prolog ditulis oleh Putu Wijaya dan epilog ditulis oleh Damhuri Muhammad.”
Apa tema penulisan favorit Anda?
“Mengenai sosial dan lingkungan.”
Apa buku yang terakhir Anda baca?
“Iqbal: Pemikir Sosial Islam dan Sajak-sajaknya oleh Pantja Simpati.”
Siapa penulis, pegiat, jurnalis, atau seniman yang ingin Anda ajak berbincang di UWRF 2016 pada bulan Oktober mendatang?
“Seniman yang ingin diajak berbincang di Ubud kelak adalah Seno Gumira Ajidarma, Slamet Raharjo, Joko Anwar, Desi Anwar, dan para penerbit dari luar negeri.”
Pilih kopi atau teh?
“Teh.”