Lebih Dekat dengan… Rayya Makarim

Posted: 29 July 2019 Author: sikuska

Tiket Early Bird kami telah tersedia dan nama-nama pembicara tahap awal kami telah diumumkan. Pada seri ini, kami berbincang dengan penulis, seniman, dan pegiat ini untuk mengenal mereka lebih dekat sebelum mereka bergabung dengan kami pada bulan Oktober mendatang. Minggu ini, kami berbincang dengan Rayya Makarim, penulis skenario di balik film-film memukau termasuk Pasir Berbisik dan 27 Steps of May

Kapan dan apa yang membuat Anda mulai menulis skenario?

Saya dari kecil memang senang menonton film dan menulis cerita. Ketika kuliah saya terkejut karena ternyata film termasuk mata kuliah yang ditawarkan sehingga saya bisa menggabungkan dua hal kesukaan saya. Pada saat itu saya tau bahwa saya tidak bisa menulis secara terlalu cantik atau puitis, tapi saya mulai menulis secara visual.

Apa yang biasanya Anda lakukan jika sedang mengalami kebuntuan dalam berkarya?

Saya bukan penulis yang biasa menciptakan sesuatu dengan instan. Saya butuh waktu berpikir, merenung, dan melamun sampai terbawa mimpi sehingga tema, cerita dan karakter terjalin, membaur dan benar-benar meresap ke dalam diri saya. Begitu juga kalau mengalami writer’s block. Saat ditanya kenapa melamun terus, saya akan jawab: Saya lagi kerja. Kalau gagal, artinya saya perlu break dan biasanya saya mulai jalan, tidak penting ke mana, di dalam ruangan pun bisa. Beranjak dan berjalan membebaskan ruang imajinasi saya – seakan-akan gerakan kaki langsung terhubung dengan kunci kreatifitas saya. Kalau itu pun tidak berhasil, saya akan mencari partner brainstorming untuk membantu mengurai benang kusut di kepala saya.

Apa pencapaian tertinggi yang telah Anda peroleh selama Anda berkarya atau berproses selama ini?

Pencapaian tertinggi untuk saya adalah ketika aktor-aktor terbangkit semangatnya setelah membaca skenario saya dan ingin meluangkan waktu, tenaga, dan keringat untuk terlibat dalam film yang saya tulis. Atau ketika penonton begitu tersentuhnya sehingga terdorong untuk menyampaikan pesan langsung pada pembuat filmmnya. Atau ketika para korban kekerasan seksual memberanikan diri untuk maju dan menceritakan pengalaman mereka sambil berterima kasih karena menurut mereka karya saya telah memberikan suara, dukungan, dan harapan bagi mereka yang selama ini telah dibungkam. Ketika sebuah karya mampu menggerak hati, menggugah semangat, membangkitkan gairah, mengembalikan suara, dan memberikan harapan, sekecil apapun, sesedikit apapun; inilah pencapaian tertinggi bagi saya.

Adakah pesan yang ingin disampaikan untuk mereka yang berminat menekuni dunia perfilman, terutama sebagai penulis skenario?

Menulis skenario itu susah, tapi bukan berarti tidak bisa dipelajari. Oleh karena itu, pelajarilah dengan tekun dan teliti. Jangan ambil jalan pintas. Jangan cepat puas. Gunakan standar kualitas dunia. Harus bisa terbuka dan terus mau belajar. Tapi mungkin yang paling penting adalah jangan pernah takut dengan apapun yang kontroversial. Karena menurut saya tugas kita sebagai filmmaker itu bukan untuk mengonfirmasi norma-norma yang ada, tapi justru untuk membongkar dan mendobraknya.

UWRF19 akan merayakan tema Karma. Apa makna Karma bagi Anda?

Kita harus bertanggung jawab atas semua tindakan dan keputusan yang kita buat, dan kita akan menanggung setiap akibat dari arah jalan yang telah kita pilih.

Manakah karya Anda yang paling Anda rekomendasikan untuk diketahui oleh mereka yang sebelumnya belum terlalu mengenal karya-karya Anda?

Jermal dan 27 Steps of May.

Ingin mendengar lebih banyak dari Rayya Makarim? Ini adalah kesempatan terakhir Anda untuk mendapatkan tiket Early Bird, hemat 20% dari harga reguler untuk pembelian 4-Day Pass. Jangan lewatkan pengumuman pembicara lengkap kami pada pertengahan Agustus. 

Comments are closed.