Oleh Rosie Clynes
Menghargai jajaran karya internasional yang luar biasa bukan alasan semua penonton UWRF untuk ikut serta setiap tahun; komponen inti UWRF selalu menjadi sastra dan kesenian Indonesia dalam segala keragamannya yang luar biasa. Minggu ini, kami menyampaikan seruan kepada para peminat Festival yang ingin menemukan penulis dari seluruh nusantara – baik pahlawan sastra maupun mereka yang akan bersinar. Baca beberapa sastra Nusantara di Festival tahun ini.
Mengapa tidak memulai perjalanan penemuan Anda dengan langsung menuju bintang sastra terbesar? Nh. Dini sudah pasti menjadi salah satunya. Salah satu penulis feminis pertama di Indonesia, pada hari pertama Festival, ia akan merenungkan kehidupan sastra dan karirnya yang penuh warna. Bagi mereka yang penuh gairah tentang puisi, Sutardji Calzoum Bachri – yang pernah dijuluki ‘Presiden penyair Indonesia’ – pasti akan meninggalkan kesan. Cari tahu mengapa ia menerima gelar yang sangat terkenal pada hari kedua Festival.
Lihatlah ke timur Nusantara untuk sumber sastra baru yang segar dan menarik di pulau ini. Eastern Winds of Change menawarkan penulis muda yang luar biasa dari Makassar, Mataram, dan Maumere, yang akan membagikan apa artinya menciptakan karya di wilayah Indonesia yang kurang terkenal ini. Dari sana, kami menempuh perjalanan lebih jauh ke timur tanah air ke dataran tinggi Timor, Novelis dan Pegiat kuliner Dicky Senda. Bergabunglah dengan Dicky untuk peluncuran bukunya Sai Rai, dan cari tahu lebih banyak tentang bagaimana koneksi ke rumahnya mempengaruhi pekerjaannya selama sesi Festival Club @ Bar Luna. Bagi mereka yang menyukai petualangan makanan seperti menyukai karya buku yang bagus, Anda bahkan bisa bergabung dengan Dicky saat menyajikan hidangan khas dari Mollo, kampung halamannya.
Lontar Foundation telah menjadi pelopor dalam penerbitan Indonesia sejak tahun 1987, menerbitkan lebih dari 800 pengarang Indonesia dalam terjemahan asli dan Inggris. Bergabunglah dengan Co-founder John McGlynn dan 15 penulis Lontar yang bermarkas di UWRF17 untuk perayaan ulang tahun ke-30 di sela pembicaraan dan pembacaan sore hari. Bagi mereka yang berada dalam semangat perayaan, pastikan untuk memeriksa daftar panjang Book Launches yang menampilkan penulis Indonesia di Festival tahun ini. Diadakan di beberapa tempat paling menarik di Ubud dan gratis untuk semua orang, ini adalah kesempatan Anda untuk bertemu dengan penulis sambil menikmati satu atau dua canapés, dan pergi ke balik layar dari setiap buku baru.
Mereka yang suka tertawa terbahak-bahak dengan karya sastra mereka pasti tertarik dengan seorang Ben Sohib. Ben Sohib: Laughter is the Best Medicine yang menampilkan Novelis dan Penulis skenario yang terkenal karena menantang intoleransi agama dan mempromosikan kedamaian melalui tulisannya. Jika Anda tidak bisa mendapatkan cukup banyak kisah satir yang memperjuangkan keadilan sosial, Sakdiyah Ma’ruf adalah komedian tunggal feminis yang akn bergabung dengan Ben Sohib di Funny Bones. Ini adalah diskusi dengan mereka yang telah berkarya karena mengemukakan candaan yang cukup berbahaya dan mencungkil karya secara politis untuk menyampaikan pesan mereka.
Indonesian Emerging Writers adalah program andalan Festival, menghasilkan Anthology Bilingual tahunan untuk Emerging Indonesian Writing. Membentangkan prosa, puisi, serta esai, terdiri dari kiriman pemenang dari ratusan penulis yang bercita-cita dari seluruh Nusantara. Bergabunglah dengan kami untuk merayakan bab berikutnya dari sastra Indonesia pada peluncuran Anthology, sebelum beberapa Emerging Writers tampil sebagai bagian dari The Next Generation. Sebuah pertunjukan bacaan dan pertunjukan musik, malam ini juga dilengkapi dengan pemutaran Istirahatlah Kata-kata, film biografi penyair Wiji Thukul yang sangat dipuji. Sebuah acara yang akan membangkitkan kebanggaan akan tanah air ini sangat penting bagi mereka yang terpikat oleh 17.000 pulau imajinasi.
1-Day and 4-Day Main Program passes can be purchased by clicking the button below.